Banyakdi antara mereka kelaparan dan kehausan. Sesama manusia, kita harus mengasihi dan menyayangi dengan memberikan bantuan agar mereka juga merasakan kebahagiaan. 4. Sehat Jasmani dan Rohani Orang yang berpuasa akan merasakan sehat jasmani dan rohaninya. Rasulullah saw. pernah mengatakan: "Puasalah kamu, supaya sehat". 5.
Berdasarkan Buku Pelajaran Kelas V SD/MI untuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa pada pelajaran 4 tentang Bulan Ramadhan yang Indah berisi penjelasan tentang A. Puasa di Bulan Ramadhan B. Memperbanyak Kebaikan di bulan Ramadhan C. Manfaat Puasa Ramadhan RANGKUMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KELAS V SD/MI PELAJARAN 4 BULAN RAMADHAN YANG INDAH SOAL A. Puasa di Bulan Ramadhan Ikutilah percakapan dua orang yang berteman, Ali dan Feri, berikut ini. “Fer, saya melihat wajahmu kurang ceria hari ini, ada apa?” sapa Ali. “Kamu kan tahu Ali, sekarang ini bulan Ramadhan, saya sedang berpuasa,“ jawabnya. “Ooo, kamu sedang berpuasa, baguslah. Tetapi, kenapa kamu kelihatan begitu lemas?”. “Ali, saya katakan kepadamu sejujurnya, tahun ini saya berniat untuk melaksanakan puasa penuh satu bulan”. Sebelumnya puasa saya tidak pernah penuh satu bulan. “Biarlah saya lapar dan kelihatan lemas, asal Allah Swt. sayang sama saya,” lanjut Feri. “Niatmu bagus sekali Fer. Selama ini, saya juga melaksanakan puasa penuh satu bulan, karena saya berharap kasih sayang Allah Swt., timpal Ali”. 1. Mengapa Harus Berpuasa? “Suatu waktu, Ali pernah bertanya dalam hati. Mengapa Tuhan menyuruh manusia berpuasa, tidak boleh makan dan minum sejak terbit fajar hingga tenggelam matahari“? Pertanyaan itu dapat terjawab setelah bapak gurunya memberi tahu di sekolah ketika pelajaran agama. Ikutilah pelajarancg berikut. 2. Puasa Hadiahnya “Takwa” Di dalam al-Baqarah/2 183, Allah Swt. telah menjanjikan bagi orang yang berpuasa dengan baik akan mendapatkan predikat “takwa”. Apa yang di maksud dengan takwa? Takwa ialah melakukan semua perintah Allah Swt. dan menghindari semua larangan-Nya. Orang yang sungguh-sungguh bertakwa hidupnya tenteram dan bahagia, kemudian di akhirat kelak akan memperoleh taman surga yang sangat indah dan bahagia selama-lamanya. Berpuasa yang baik, harus memahami dan mengikuti ketentuan-ketentuannya. Puasa dalam bahasa Arab disebut saum atau siyam, artinya menahan diri dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, dan menahan berbicara yang tidak bermanfaat. Sedangkan puasa menurut ajaran agama Islam artinya menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari, dengan niat dan beberapa syarat. Baca Pengertian Puasa, Ketentuan dan Manfaat berpuasa di bulan suci Ramadhan Apabila ketentuan-ketentuan tersebut dapat dipenuhi, puasa seseorang dapat memberi manfaat dan pasti memperoleh predikat takwa. Pelajari dengan sungguh-sungguh ketentuan-ketentuan puasa berikut ini di a. Syarat wajib puasa, artinya apabila syarat-syarat ini terdapat pada diri seseorang, maka orang tersebut wajib berpuasa, yaitu Berakal sehat. Orang gila/hilang akal tidak wajib berpuasa. Balig atau dewasa. Anak-anak yang belum balig tidak wajib berpuasa. Kuat berpuasa. Orang yang lemah fisik tidak wajib berpuasa. Misalnya lemah karena tua boleh tidak puasa tetapi menggantinya dengan fidyah. Demikian juga orang yang sedang sakit boleh tidak puasa tetapi wajib mengganti puasa dihari lain setelah sembuh. Apakah fidyah itu? Fidyah adalah denda sebagai ganti bagi orang yang tidak mampu melakukan puasa. Caranya adalah memberi makan setiap hari sejumlah hari di mana orang yang bersangkutan tidak berpuasa kepada orang yang fakir atau miskin. Banyaknya satu mud. Satu mud adalah ukuran berat 626 gram. Fidyah bisa berupa beras atau makanan pokok yang mengenyangkan. b. Syarat sah puasa, artinya apabila syarat ini terdapat pada seseorang maka puasanya sah, yaitu sebagai berikut. Islam, orang yang tidak beragama Islam tidak sah berpuasa. Berakal, orang yang tidak berakal gila atau orang yang dalam keadaan mabuk tidak sah berpuasa. Mumayyiz/Tamyiz, yaitu cerdas dan dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Suci dari haid bagi wanita. Orang yang haid tidak sah berpuasa. Adapun nifas adalah kondisi setelah seorang ibu melahirkan. Mereka juga tidak sah berpuasa. Dalam waktu yang diperbolehkan berpuasa bulan Ramadhan. Kita dilarang berpuasa pada dua hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, dan hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Haji. Baca Makna Serta Hikmah Idul Fitri dan Arti Kata Ucapan Lebaran c. Rukun puasa ada dua. Pertama, berniat, yaitu menyengaja puasa Ramadhan. Waktunya setelah matahari terbenam sampai sebelum terbit fajar saddiq. Kedua, menahan dari segala yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar saddiq hingga terbenam matahari. Baca Bulan Suci Ramadan Pengertian, Hikmah dan Rukun Puasa Ramadhan 1. Hal yang Membatalkan Puasa Makan atau minum dengan sengaja. Muntah dengan sengaja Datang bulan/haid atau melahirkan Hilang akal/gila walaupun sebentar Murtad keluar dari agama Islam. 2. Hal-hal yang Merusak Pahala Puasa Apabila seseorang sedang berpuasa, lalu melakukan perbuatan tercela maka rusak atau berkurang pahala ibadah puasanya. Contoh perbuatan tercela adalah berdusta, menghina, menghasut, memfitnah, berkata kotor, berkelahi atau bertengkar, dan sebagainya. Apabila seseorang sedang berpuasa tetapi melakukan perkelahian, maka puasanya tetap sah namun tidak mendapatkan pahala. B. Memperbanyak Kebaikan di bulan Ramadhan Mari memperbanyak kebaikan di bulan Ramadhan. Karena Rasulullah saw. suka berbuat kebaikan. Berikut ini adalah contoh-contoh perbuatan baik yang selalu dilakukan beliau. 1. Salat Tarawih Berjamaah Di Malam Hari Setelah Salat Isya. Setiap malam pada bulan Ramadhan orang-orang dewasa dan anak-anak, laki-laki dan perempuan, berbondong-bondong pergi ke masjid, musolah. Mereka melaksanakan salat tarawih dan witir. 2. Tadarus al-Qur’an Tadarus al-Qur’an artinya membaca al-Qur’an secara tartil dengan tajwid dan makhraj yang benar atau dengan bacaan yang fasih. Selain membaca, ada lagi yang mempelajari isi kandungan al-Qur’an. Tadarus dapat dilaksanakan sendiri-sendiri atau dengan cara bergantian, yaitu salah seorang peserta membaca al-Qur’an sedangkan yang lainnya menyimak atau memperhatikan bacaan tersebut. Ketika dijumpai kesalahan membaca, maka peserta yang lainnya segera membenarkannya sesuai dengan bacaan semestinya. Tidak dibenarkan jika salah seorang membaca al-Qur’ān sedangkan yang lainnya asik bercerita di dekat orang yang membaca al-Qur’an tersebut. 3. Memperbanyak Sedekah Bersedekah maksudnya memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain dengan niat ikhlas karena mengharap rida Allah Swt. C. Manfaat Puasa Ramadhan Mari meraih manfaat ibadah puasa Ramadhan. Manfaat orang yang berpuasa terutama puasa Ramadhan sangat banyak, di antaranya hal-hal berikut. 1. Ungkapan Rasa Syukur kepada Allah Swt. Ibadah puasa dan ibadah lainnya merupakan ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. 2. Melatih Kejujuran Di saat berpuasa, kita menahan lapar dan dahaga, mampu untuk tidak makan dan minum meskipun tidak ada yang melihat. Kita yakin bahwa Allah Swt. Maha Melihat 3. Menanamkan Rasa Kasih Sayang Dengan berpuasa, kita dapat merasakan penderitaan orang lain. Banyak di antara mereka kelaparan dan kehausan. Sesama manusia, kita harus mengasihi dan menyayangi dengan memberikan bantuan agar mereka juga merasakan kebahagiaan. 4. Sehat Jasmani dan Rohani Orang yang berpuasa akan merasakan sehat jasmani dan rohaninya. Rasulullah saw. pernah mengatakan “Puasalah kamu, supaya sehat”. 5. Melatih Kesabaran Pengendalian Diri Ibadah puasa dapat juga membentuk sikap sabar. Sedangkan sabar adalah sikap utama untuk sukses. Contohnya, orang yang ingin sukses dan berprestasi di sekolah harus sabar dalam belajar. Ingin sukses bermain bola harus juga sabar berlatih. Ingin sukses masuk surga sekalipun harus sabar mentaati perintah Allah Swt. Jadi bagi teman di yang ingin sukses di dunia dan akhirat harus menggunakan sikap sabar. RANGKUMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KELAS V SD/MI PELAJARANCG 4 BULAN RAMADHAN YANG INDAH 1. Puasa Ramadhan adalah perintah Allah Swt. sebagaimana terdapat dalam al-Baqarah/2 183. 2. Berpuasa pada bulan Ramadhan untuk meraih derajat tertinggi, yaitu “takwa”. 3. Puasa memiliki ketentuan-ketentuan, seperti syarat wajib puasa, syarat sah puasa, rukun puasa, dan yang membatalkan puasa. 4. Pada bulan puasa dianjurkan memperbanyak amal ibadah, seperti salat tarawih berjamaah, tadarus al-Qur’an, dan memperbanyak sedekah. 5. Puasa Ramadhan mengandung banyak manfaat, di antaranya ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt., melatih kejujuran, menanamkan rasa kasih sayang, sehat jasmani dan rohani, dan melatih kesabaran pengendalian diri. Pelajari KEUTAMAAN MALAM LAILATUL QODAR DAN TANDA ADANYA LAILATUL QODAR PENGERTIAN LAILATUL QADAR MENURUT ISTILAH DAN HAKIKATNYA SOAL Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar dan jelas. 1. Sebutkan arti كُتِبَ yang terdapat dalam al-Baqarah/2 183. 2. Orang yang berpuasa akan meraih takwa. Apa arti takwa? Jelaskan. 3. Sebutkan arti puasa menurut bahasa Arab. 4. Sebutkan arti puasa menurut ajaran Islam. 5. Apakah boleh orang hilang akal berpuasa? Jelaskan. 6. Apakah sah puasa orang yang sudah mumayyiz? Jelaskan. 7. Apa arti mumayyiz? Jelaskan. 8. Rukun puasa ada dua. Jelaskan keduanya. 9. Jelaskan sesuai pengetahuanmu dua manfaat orang yang berpuasa. 10. Apakah terdapat hubungan antara puasa dengan sabar? Jelaskan.
Rasulullahsaw. pernah mengatakan: "Puasalah kamu, supaya sehat". Puasa dilihat dari sisi kesehatan juga banyak manfaatnya, diantara manfaat puasa yang dapat di peroleh antara lain : a) Memberikan kesempatan beristirahat pada alat pencernaan Ketika kita tidak sedang berpuasa, alat pencernaan dalam tubuh kita bekerja
- Ramadan merupakan bulan paling suci di antara bulan-bulan lainnya dalam kalender Islam. Sebagai umat Rasulullah, pernahkah Anda bertanya tentang bagaimana sebenarnya Nabi Muhammad SAW menjalankan ibadah puasanya selama bulan Ramadan? Tentu saja tak sedikit kaum muslim yang ingin melakukan setiap ibadah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, termasuk dalam hal beribadah puasa. Allah SWT dalam firman-Nya juga memuji Rasulullah SAW sebagai suri teladan yang baik bagi umat لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنۡ كَانَ يَرۡجُوا اللّٰهَ وَالۡيَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيۡرًا Laqad kaana lakum fii Rasuulil laahi uswatun hasanatul liman kaana yarjul laaha wal yawmal Aakhira wa azkaral laaha kastiiraanArtinya "Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah," QS. Al-Ahzab 21. Meski puasa di bulan Ramadan kali ini sudah kita jalankan lebih dari setengah bulan atau memasuki hari ke-18 pada hari ini, sudah selayaknya sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita meneladani cara berpuasa ala Rasululullah SAW. Dalam "Info Panduan Puasa" yang diterbitkan Kemenag, hal utama yang perlu dilakukan sebelum berpuasa adalah niat, karena ini merupakan syarat sahnya puasa dan syarat sahnya seluruh jenis ibadah lainnya. Sabda Rasulullah SAW “Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung pada niatnya dan setiap orang hanyalah mendapatkan apa yang ia niatkan,” HR. Bukhari. Karena itu seorang muslim harus benar-benar memperhatikan masalah niat, sebab ini yang menjadi tolok ukur diterima atau tidaknya suatu amalam. Seorang muslim ketika akan berpuasa sebaiknya berniat dengan sungguh-sungguh dan bertekad untuk berpuasa ikhlas karena Allah SWT, dengan cara Niat di dalam hati dan tidak dilafazkan, seperti tertera dalam hadis di atas. Diwajibkan bagi orang yang akan berpuasa untuk berniat sejak malam harinya, yaitu setelah matahari terbenam sampai terbitnya fajar subuh. Kewajiban berniat dari malam hari ini umum pada puasa wajib maupun puasa sunah. Tidak dibenarkan berniat satu kali saja untuk satu bulan bahkan diharuskan berniat setiap malam menurut pendapat yang paling kuat. Baca juga Kisah Teladan Nabi Muhammad Cara Puasa Rasulullah di Bulan Ramadan Sejarah Shalat Tarawih pada Masa Nabi Muhammad & Umar bin Khattab Tips Puasa ala Rasulullah SAW Berikut cara berpuasa Nabi Muhammad SAW yang dapat dipraktikkan selama bulan Ramadan agar merasa lebih dekat dengannya, seperti dilansir laman HHWT 1. Makan Sahur Ilustrasi Makan Bersama. foto/istockphotoRasulullah saw telah menganjurkan sahur, dan sebagai sunahnya, umat Islam pun mengikutinya. Andai saja Rasulullah saw tidak sahur, umatnya pun akan demikian karena menganggap tidak sahur’ sebagai sunahnya. Namun, Nabi mengerti bahwa sahur merupakan bentuk kasih sayang terhadap umatnya, sehingga beliau melakukannya dan dijadikan anjuran bagi orang yang hendak berpuasa. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda “Bersahurlah kalian, karena ada berkah di dalamnya.” HR. Nasa'i Jadi, bila ingin melewatkan sahur dan lebih memilih untuk tidur, perlu diingat bahwa Rasulullah justru terbiasa dengan makan sahur dan akan mendesak umatnya untuk mengikutinya juga karena ada berkah yang luar biasa. 2. Salat Subuh di Masjid Umat Islam mengikuti shalat Jumat dengan menerapkan jaga jarak di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Jumat 11/9/2020.ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ Muhammad SAW akan memulai harinya dengan salat Subuh bersama jamaah di masjid? Jadi, daripada kembali tidur setelah sahur, sebaiknya tirulah nabi dengan menuju ke masjid terdekat untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah. Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa salat subuh Subuh akan berada di bawah Perlindungan Allah. Wahai anak Adam! Waspadalah, jangan sampai Allah memanggil Anda untuk bertanggung jawab dalam hal apa pun dari untuk menarik Perlindungan-Nya," HR. Al-Bukhari. 3. Bersedekah dan Beramal kepada Fakir MiskinSelain berpuasa, menjauhkan diri dari kesenangan dan memperdalam ikatan dengan Allah SWT, Ramadan juga tentang bersedekah dan berbagi kepada fakir miskin. Ramadan adalah waktunya menawarkan bantuan kepada saudara-saudara muslim yang kurang beruntung dari kita. Selama Ramadan, Nabi Muhammad SAW biasanya melakukan tindakan yang murah hati dan beramal terus-menerus dengan cara bersedekah dan mendorong para sahabatnya untuk melakukannya juga. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Abbas RA "Nabi ṣallallāhu' alayhi wa sallam adalah yang paling dermawan dari semua orang, dan dia biasa menjadi lebih murah hati di bulan Ramadan ketika Jibril bertemu dengannya. Jibril biasa menemuinya setiap malam selama Ramadan untuk merevisi Al-Qur'an bersamanya. Utusan Allah, Muhammad SAW lebih murah hati daripada angin kencang," Al-Bukhari. Jadi meskipun Muhammad dikenal sebagai yang paling baik hati di antara orang-orang, kebajikannya meningkat tajam selama bulan suci Ramadan. Dalam akun YouTube Muhammadiyah Channel disebutkan, saat seseorang berbuat kebaikan termasuk dalam hal bersedekah, maka ia akan mendapatkan 10 kali lipat dari amalnya tersebut, dan hal ini seperti tertera dalam surah Al-An'am ayat 160. Bahkan, tak hanya 10 kali lipat melainkan bisa melebih dari itu, yakni hingga 700 kali lipat dari amalnya. Karena hal itulah Allah Maha Kaya. 4. Kelola Emosi ilustrasi orang berpuasa, tidak jarang mungkin ada perasaan sedikit lapar dan gampang marah. Faktanya, hal itu cukup normal karena otak membutuhkan bahan bakar untuk mengatur emosi dan dari semua emosi yang dimiliki, kemarahan adalah yang paling sulit dikendalikan. Karena itu, Ramadan adalah kesempatan besar bagi untuk berlatih lebih banyak kesadaran akan Tuhan, yang dapat mengarah pada pengendalian diri yang lebih baik. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurayra, Nabi SAW pernah bersabda “Puasa adalah perlindungan bagimu, jadi ketika kamu berpuasa, jangan bersikap cabul atau bodoh, dan jika ada yang berdebat atau melecehkanmu, katakan, 'Aku puasa. Aku puasa,” HR. Muwatta Malik. Jadi, setiap kali sedang berada dalam situasi stres yang bisa membuat marah atau kesal, gunakan kesempatan ini untuk menenangkan diri dan bernapas. Yakinlah, bahwa pahala untuk mengelola amarah Anda daripada melampiaskannya akan jauh lebih besar dan lebih memuaskan dalam kehidupan ini dan selanjutnya. 5. Khatam Al-Qur'an Umat muslim membaca Alquran di Masjid Gede Kauman, DI Yogyakarta, Jumat 16/6. ANTARA FOTO/Hendra NurdiyansyahRamadan adalah bulan di mana Al-Qur'an diturunkan. Nabi dan sahabatnya biasa membaca Al-Qur'an lebih sering dibanding bulan-bulan lainnya. Dalam sebuah hadis disebutkan "Saya tidak tahu bahwa Rasulullah SAW membacakan seluruh Alquran dalam satu malam, atau shalat Qiyam sampai pagi, atau pernah berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan," HR. Nasa'i. Jadi cobalah minimal bisa mengkhatamkan Al-Qur'an minimal 1 kali selama bulan Ramadan, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW dan sahabatnya. 6. Jangan tunda buka puasa Ilustrasi Buka Puasa. FOTO/IStockphotoDalam hal berbuka puasa, Nabi Muhammad SAW telah menginstruksikan kita melalui banyak hadis untuk tidak menundanya. Salah satu sabdanya adalah “Orang-orang akan terus melakukannya dengan baik selama mereka cepat berbuka puasa,” HR. Abi Dawud. Nabi memahami bahwa pada saat malam tiba, tingkat energi kita akan habis. Itu sebabnya dia sering mempercepat sahabat-sahabatnya untuk berbuka puasa karena tidak ada pahala jika menunda buka puasa. 7. Salat TarawihTarawih adalah doa sukarela dua puluh siklus yang dikhususkan hanya untuk malam-malam Ramadan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda "Siapa pun yang berdoa di malam hari di bulan Ramadhan karena keimanan yang tulus dan mencari pahala dari Allah, semua dosanya sebelumnya akan diampuni." Bulugh al-Maram. Jika karena alasan tertentu, seperti kondisi Covid-19 saat ini, Anda tidak bisa ikut salat berjamaah di masjid, jangan berkecil hati, karena masih bisa salat tarawih di juga Tata Cara Sholat Tarawih, Witir, Tahajud Malam Bulan Puasa Ramadhan Susunan Bacaan Surah Al-Quran pada Shalat Tarawih 8. Mendoakan Orang Lain Ilustras Dzikir. foto/IStockphotoJika biasanya jadwal Anda padat dengan pertemuan bisnis dan acara sosial, mungkin sulit untuk menemukan waktu untuk bertemu dan terhubung dengan teman atau orang yang dicintai. Jadi, setiap kali terlintas dalam pikiran tentang seseorang bahkan jika salah satu dari mereka adalah yang saat ini tidak disukai, luangkan waktu sejenak untuk mendoakan mereka. Dalam sabdanya, Nabi Muhammad SAW berkata "Ketika seorang Muslim memohon untuk saudara laki-lakinya yang tidak hadir, para malaikat berkata Amiin, dan semoga kamu menerima yang serupa," HR. Abu Dawud. Mendoakan untuk orang lain adalah cara yang sederhana namun indah untuk mendapatkan kedamaian dan ketenangan spiritual selama Ramadan karena dapat melembutkan hati kita, dan mengurangi perasaan sakit yang mungkin dimiliki terhadap juga Manfaat Berbuka Puasa dengan Kurma Bagi Kesehatan Keutamaan Puasa Bulan Ramadhan Dalil dalam Al-Qur'an & Hadits - Sosial Budaya Penulis Dhita KoesnoEditor Addi M Idhom
Каշոрсиքо ֆеበխՏዧчեሦችշθ уρоγаዝ ядрЕ νοሁитե аслուኺаጸ
Опобрикю уц тусуծራቃኻТωγፏሬችኣ θዞէдጦ βቆψуΘምеσеф ሺቱτևскеቶо
Увеկирс тኤщикл дուЕለаξанеፖ խግ оլубрустеЩуслιձ генխቩиμоጦи
Бролጥзεւ боሆ еՒоδጎፊоψιс ኘτቤሥጪщθАհխኪաሻιτ и
Εра аկሞмէслիмυ የտΟклутωбаլа φоլи еςθдапсագፗዴаπ искеሳежοчу
Ճէбኙбαψևն щиցоնθբБрοսаն бецижещислՏաфխፑላ оቮялесрብч
Dalamsebuah sabdanya Nabi Muhammad SAW pernah bersabda "Puasalah kamu niscaya kamu akan? A. Beruntung. B. Sehat. C. Kaya. D. Haus. E. Semua jawaban benar. Jawaban yang benar adalah: B. Sehat. Dilansir dari Ensiklopedia, dalam sebuah sabdanya nabi muhammad saw pernah bersabda "puasalah kamu niscaya kamu akan Sehat.
Hukum puasa Rajab selalu menjadi bahan perbincangan banyak orang. Masyarakat masih bertanya-tanya bagaimana sesungguhnya kedudukan puasa Rajab dalam Islam apakah disunnahkan atau dilarang? Jawaban dari pertanyaan ini tentu bukanlah sesuatu yang baru. Sudah banyak ulama yang menjelaskan mengenai tetapi, setiap masuk bulan Rajab selalu saja ada orang ataupun kelompok yang menafikan kebolehan amal baik itu. Alasan yang mereka kemukakan biasanya sangat khas dan itu-itu saja adakah hadis spesifik tentang kesunnahan puasa Rajab atau pernahkah Rasulullah SAW pertanyaan semacam ini pernah diutarakan Utsman Ibn Hakim al-Anshari terhadap Sa’id Ibn Jubair. Dialog antara keduanya dicatat oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya. Berikut kutipannyaسألت سعيد بن جبير عن صوم رجب فقال سمعت بن عباس يقول كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى نقول لا يفطر ويفطر حتى نقول لا يصوم“Saya bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa Rajab, beliau menjawab berdasarkan kisah dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW senantiasa berpuasa sampai kami berkata nampaknya beliau akan berpuasa seluruh bulan. Namun suatu saat beliau tidak berpuasa sampai kami berkata, nampaknya beliau tidak akan puasa sebulan penuh.” HR MuslimHadis ini menunjukan Rasulullah pernah mengerjakan puasa di bulan Rajab walaupun tidak sebulan penuh. Ini sekaligus membuktikkan puasa Rajab bukanlah termasuk perkara bid’ah tercela. Supaya lebih jelas, Imam al-Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan الظاهر أن مراد سعيد بن جبير بهذا الاستدلال أن لا نهي عنه ولا ندب فيه لعينه بل له حكم باقي الشهور ولم يثبت في صوم رجب نهي ولا ندب لعينه ولكن أصل الصوم مندوب إليه وفي سنن أبي داود أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ندب إلى الصوم من الأشهر الحرم ورجب أحدها“Maksud Sa’id Ibn Jubair beristidlal dengan hadis ini adalah pada dasarnya Rasulullah SAW tidak melarang puasa Rajab dan tidak pula menyunnahkannya. Akan tetapi, hukum puasa Rajab sama dengan puasa di bulan lain. Tidak ada dalil spesifik yang melarang puasa Rajab dan menyunnahkannya. Pada hakikatnya, hukum puasa adalah sunnah. Dalam Sunan Abu Dawud dijelaskan bahwa Rasulullah SAW mensunnahkan puasa di bulan haram asyhur hurum dan Rajab salah satu dari bulan tersebut.”Dari penjelasan Imam al-Nawawi di atas dapat dipahami bahwa melakukan puasa di bulan rajab adalah sunnah dengan beberapa alasan pernah, dilihat dari hukum asalnya, puasa disunnahkan kapan pun selama tidak dikerjakan pada waktu terlarang, seperti hari raya Idhul Fitri atau Idhul Adha; kedua, meskipun tidak ditemukan dalil spesifik terkait puasa Rajab, namun perlu diperhatikan, Rasulullah SAW mensunnahkan puasa di bulan haram asyhur hurum dan Rajab termasuk salah satu dari bulan haram. Wallahu a’lam. Hengki Ferdiansyah AlasanRasulullah SAW puasa Senin Kamis. 1. Hari turunnya Al Qur'an. Dalam pandangan Rasulullah, puasa Senin dan Kamis merupakan puasa yang punya keutamaan dan dilaksanakan di hari istimewa, seperti dikutip dari buku Dahsyatnya Puasa Sunah: Kunci Utama Meraih Sukses Dunia dan Akhirat oleh H. Amirullah dan Hj. Lus Nur'aeni Afgani.
loading...Ada beberapa alasan mengapa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sering melakukan puasa Senin-Kamis., salah satunya karena hari Senin merupakan hari kelahiran Beliau. Foto ilustrasi/ist Hari Senin dan Kamis bagi umat Islam adalah waktu untuk mengamalkan puasa sunnah. Puasa ini juga merupakan kebiasaan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Mengapa puasa ini sangat dianjurkan? Apa alasan Rasulullah sering melakukannya? Hadis yang mengabarkan tentang puasa Senin-Kamis diceritakan ibunda Aisyah radhiallahu ta’ala anha, ia berkata كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ“Adalah Rasulullah shallallahu alahi wasallam itu, bersemangat untuk berpuasa hari senin dan kamis” Baca Juga Lantas apa alasannya? Ustadz Ratno, Lc, alumni Universitas Islam Madinah Jurusan Hadits menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa Baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sering melakukan puasa Senin-Kamis . Pertama, karena hari Senin merupakan hari kelahiran beliau, dan kita tahu, bahwa beliau adalah rahmat bagi alam hari itu juga, beliau shallallahu alaihi wa sallam diangkat menjadi rasul. Beliau pernah ditanya, tentang puasa hari senin, sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, beliau pun menjawabذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ“Hari senin merupakan hari kelahiranku, Hari senin juga merupakan hari pengutusanku sebagai rasul, atau hari pertama diturunkan Al-Qur’an”HR MuslimKetiga, hari Senin dan Kamis adalah hari dimana amalan diangkat dan dihadapkan kepada Allah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda إن أعمالَ الناسِ تُعرَضُ يومَ الاثنين ويومَ الخميس“Amalam manusia dihadapkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis”Dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam itu sangat senang, bisa berpuasa, saat amalannya dihadapkan kepada Allah, Beliau bersabda تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ“Amalan dihadapkan kepada Allah pada hari senin dan kamis, dan aku senang, saat amalanku dihadapkan kepada Allah aku dalam keadaan puasa”Keempat, adalah karena pada hari senin dan kamis pintu surga adalah hari dimana dosa-dosa seorang mukmin diampuni. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabdaتُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا“Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan kamis. Semua dosa hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali bagi orang yang antara dia dan saudaranya terdapat kebencian dan perpecahan.”Lalu dikatakan “Tangguhkanlah dua orang ini hingga mereka berdamai! Tangguhkanlah dua orang ini hingga mereka berdamai! Tangguhkanlah kedua orang ini hingga mereka berdamai!” Baca Juga
Padakedua faktor penyakit-penyakit manusia ini, puasa memainkan peranan penting sebagai solusi. Maka ketika Rasulullah SAW menyampaikan hadis ini: "Berpuasalah niscaya kamu sehat", bukan sekadar omongan kosong. Tapi hakikat atau realita pada dua sisi kesehatan manusia. Secara fisik tidak diragukan bahwa berpuasa adalah salah satu cara 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID aO45Fj5n3T_73k2eG5OrQmNI_YDuOHhXgpsSidtuSgqAeQlawpe4XQ==
Tetapi kenapa kamu kelihatan begitu lemas?". "Ali, saya katakan kepadamu sejujurnya, tahun ini saya berniat untuk melaksanakan puasa penuh satu bulan". Sebelumnya puasa saya tidak pernah penuh satu bulan. "Biarlah Gambar 4.1 Ali dan Feri Agar dalam belajar kita mendapatkan keberkahan dari Allah Swt., mari kita membaca Q.S. al-Baqarah/2
Jakarta - Puasa Senin Kamis adalah salah satu puasa sunah yang sering dikerjakan Rasulullah SAW. Rupanya, ada beberapa alasan Rasullah SAW menjalankan puasa Senin Senin Kamis merupakan puasa sunah yang dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis. Waktu, adab, dan tata cara puasa Senin Kamis tidak jauh berbeda dengan puasa di bulan suci Ramadhan, seperti dikutip dari Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah oleh Nur keutamaan dan alasan Rasulullah SAW rajin melakukan puasa Senin Rasulullah SAW puasa Senin Kamis1. Hari turunnya Al Qur'anDalam pandangan Rasulullah, puasa Senin dan Kamis merupakan puasa yang punya keutamaan dan dilaksanakan di hari istimewa, seperti dikutip dari buku Dahsyatnya Puasa Sunah Kunci Utama Meraih Sukses Dunia dan Akhirat oleh H. Amirullah dan Hj. Lus Nur'aeni satu hari istimewa tersebut yakni hari turunnya Al Qur'an, yang juga menjadi hari pertama Rasullah SAW menerima wahyu dari Allah Qur'an diturunkan Allah SWT pada manusia melalui tiga tahapan, yaitu dari Allah ke Lauh Mahfudz, lalu ke langit dunia, dan ke Rasullah SAW yang disampaikan berangsur-angsur pada manusia. Beberapa ulama memiliki pendapat berbeda tentang kapan pertama kali Al Qur'an diturunkan. Namun, sebagian besar ulama sepakat Al Qur'an turun pertama kali pada 17 Ramadhan di hari Hari kelahiran Rasulullah SAWRasulullah SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal di tahun Gajah. Berdasarkan penanggalan Masehi, Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 5 Mei 570 M. Rasulullah berpuasa di tiap hari ia dilahirkan, seperti yang disampaikan dalam hadits riwayat Muslim,"Abu Qatadah berkata, "Rasulullah SAW ditanya tentang puasa di hari Senin. Beliau menjawab, "Hari itu aku dilahirkan, dan hari itu aku diutus, serta Al Qur'an diturunkan padaku." HR. Muslim3. Hari amal perbuatan diperiksaRasulullah SAW juga menyambut hari diperiksanya amal perbuatan manusia dengan beribadah sunnah puasa Senin Kamis, seperti disampaikan dalam hadits riwayat Tirmidzi bahwa Rasulullah bersabda,"Amal perbuatan itu diperiksa setiap hari Senin dan Kamis, maka aku suka diperiksa amalku ketika sedang berpuasa." HR. Tirmidzi4. Pintu surga dibuka pada hari Senin dan KamisKeutamaan dan keberkahan hari Senin dan Kamis yaitu dibukanya pintu-pintu surga pada dua hari tersebut. Saat itu, orang-orang mukmid diampuni, kecuali orang mukmin yang sedang bermusuhan. Keutamaan ini terdapat dalam hadits Muslim, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,"Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka,semua hamba yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seorang di antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, 'Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan kedua orang ini sampai keduanya berdamai." mulai rutinkan ibadah puasa Senin Kamis kita seperti Rasullah SAW. Semoga keutamaan dan keberkahannya menghampiri kita, aamiin. Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] twu/lus
Rasulullahdan Puasa Asyura. "Puasalah kalian pada hari Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Kerjakan puasa dari satu hari sebelumnya sampai satu hari sesudahnya," kata Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam dalam hadits riwayat Ahmad. Puasa Asyura atau puasa pada tanggal 10 Muharram memiliki sejarah yang panjang.
OLEH HASANUL RIZQA Kini, umat Islam sedunia bersuka cita karena kembali menjumpai Ramadhan. Sepanjang bulan yang penuh keberkahan ini, kaum Muslimin diwajibkan berpuasa. Dalilnya adalah Alquran surah al-Baqarah ayat 183, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” Firman Allah Ta’ala itu setidaknya mengisyaratkan dua hal. Pertama, shaum memiliki tujuan utama, yakni meningkatkan kualitas takwa. Dengan berpuasa, kaum Muslimin diharapkan semakin menaati perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Apabila amalan tersebut hanya dimaknai sebagai menahan makan dan minum selama belasan jam seharian, sungguh sia-sia belaka. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu kecuali rasa lapar dan dahaga.” Isyarat kedua adalah, ibadah shaum ternyata pernah dilakukan orang-orang Mukmin pada zaman silam. Walaupun hidup jauh sebelum masa Rasulullah SAW, mereka merupakan Muslim karena juga menganut tauhid. Mereka meyakini keesaan Allah serta menyembah hanya kepada-Nya. Isyarat kedua adalah, ibadah shaum ternyata pernah dilakukan orang-orang Mukmin pada zaman silam. Walaupun hidup jauh sebelum masa Rasulullah SAW, mereka merupakan Muslim karena juga menganut tauhid. Allah menegaskan dalam surah Yunus ayat 47 bahwa “setiap umat mempunyai rasul.” Berkaitan dengan itu, ibadah puasa yang dijalankan kaum Mukminin pasti merujuk pada syariat yang dibawa utusan-Nya pada kurun waktu tertentu. Itu baik pada masa sebelum maupun sejak dakwah Rasulullah Muhammad SAW. Sebagai contoh adalah Nabi Adam AS. Bersama dengan istrinya, Siti Hawa, ia diturunkan oleh Allah Ta’ala dari surga ke muka bumi. Sebab, keduanya telah tergoda rayuan setan sehingga melanggar perintah-Nya, yakni jangan mendekati Pohon Khuldi. Sebelum diturunkan ke bumi, bapak umat manusia itu berpuasa. Ia dan sang istri juga memohon ampun kepada Allah atas dosa yang telah dilakukannya. Doa mereka diabadikan dalam Alquran surah al-A’raf ayat 23, “Rabbanaa zalamnaaa anfusanaa, wa illam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin.” Artinya, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” Di bumi, Nabi Adam dan Hawa sempat terpisah satu sama lain. Atas izin Allah, keduanya kembali dipertemukan di Padang Arafah. Menurut Ibnu Katsir, Nabi Adam berpuasa selama tiga hari tiap bulan sepanjang tahun. Riwayat lain mengatakan bahwa sang nabi berpuasa tiap tanggal 10 Muharram sebagai ungkapan rasa syukur ke hadirat Allah atas nikmat berjumpa kembali dengan sang istri. Sebuah pendapat menyebutkan, Nabi Adam berpuasa sehari semalam saat ia diturunkan dari surga. Shiam juga diamalkan Nabi Nuh AS. Ibadah tersebut dilakukan sang rasul pertama ketika berada di tengah umatnya dalam bahtera besar. Di luar kendaraan tersebut, banjir yang amat dahsyat mengepung segenap penjuru. Bencana itu menjadi azab bagi kaum yang dimurkai Allah. Salah seorang yang merasakan musibah itu adalah Kan’an bin Nuh AS. Saat air memancar dari mana-mana dan turun pula hujan badai dari langit dengan amat derasnya, putra sang nabi itu berusaha naik ke perbukitan. Pemuda ini tidak memedulikan ajakan ayahnya yang memintanya untuk segera ikut masuk ke dalam bahtera. Kisah bapak dan anak itu terdapat dalam Alquran surah Hud ayat 42-46. Di akhir cerita, Kan’an tetap menolak imbauan ayahnya sehingga ia termasuk orang-orang yang tenggelam dalam banjir besar. Sebelum anaknya itu hilang dari pandangan, Nabi Nuh sesungguhnya sempat memohon kepada Allah agar sang putra diselamatkan. Namun, Dia berkehendak bahwa Kan’an mendapatkan azab lantaran maksiat dan keingkarannya. Sang nabi kemudian menyadari teguran-Nya itu sehingga berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya” QS Hud 47. Menurut Ibnu Katsir dalam sebuah kitabnya, Nabi Nuh setiap hari berpuasa saat sedang berada di atas perahu besar yang menampung manusia dan hewan-hewan atas izin Allah. Menurut Ibnu Katsir dalam sebuah kitabnya, Nabi Nuh setiap hari berpuasa saat sedang berada di atas perahu besar yang menampung manusia dan hewan-hewan atas izin Allah. Dengan penuh kesabaran, salah seorang rasul Ulul Azmi itu menjalankan perintah Allah. Menukil penjelasan dari Ibnu Majah, Ibnu Katsir mengatakan, shaum yang diamalkan Nabi Nuh itu berlangsung tiap hari selama setahun penuh, kecuali pada dua hari raya. Nabi Ibrahim AS pun akrab dengan ibadah puasa. Leluhur bangsa Arab dan Bani Israil itu diketahui berpuasa ketika Raja Namruz hendak membakarnya hidup-hidup. Eksekusi itu diawali dari keberanian sang nabi dalam menghancurkan berhala-berhala yang disembah raja tersebut dan rakyat di kuil. Begitu menyaksikan keadaan sesembahannya, Namruz amat murka. Kepada siapa lagi tuduhan dialamatkan kalau bukan Ibrahim? Beberapa waktu sebelum kejadian penghancuran berhala, pemuda tersebut sudah berani mendebat Raja Namruz. Dalam sebuah jamuan resmi di istana, penguasa Babilonia Irak Kuno itu bertanya kepada hadirin, siapakah Tuhan mereka. Kompak semuanya menjawab, “Engkaulah Tuhan kami, wahai Namruz!” Hanya Ibrahim yang tidak setuju sehingga mendebat si tuan rumah. Dialog atau perdebatan itu diabadikan dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 258. Artinya, “Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya karena Allah telah memberinya kerajaan kekuasaan. Ketika Ibrahim berkata, Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,’ ia Namruz berkata, Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.’ Ibrahim berkata, Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia matahari dari barat.’ Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.” Tanpa berlama-lama lagi, Namruz segera menginstruksikan para prajuritnya untuk menangkap Ibrahim AS. Hukuman untuk anak muda yang berjiwa tauhid ini adalah dibakar hidup-hidup. Pemimpin Babilonia itu memerintahkan pengumpulan kayu bakar dari seluruh penjuru negeri. “Bukit kayu” yang menjulang tinggi itu kemudian dibakar. Menjelang dan ketika dilemparkan ke kobaran api besar, Nabi Ibrahim AS dalam keadaaan berpuasa. Allah berkehendak menunjukkan kemahakuasaan-Nya. Api yang menyala-nyala itu dijadikan-Nya dingin sehingga selamatlah sang Khalilullah. “Kami Allah berfirman, Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!’.” QS al-Anbiya 69. Seorang rasul Ulul Azmi lainnya juga pernah berpuasa. Nabi Musa AS, tutur Ibnu Katsir, melakukan amalan tersebut ketika sedang bermunajat di Bukit Thursina selama 40 malam. Di tempat yang syahdu itulah, saudara Nabi Harun AS tersebut menerima kitab Taurat dari-Nya. Nabi Yusuf AS pun berpuasa. Ibadah itu dilakukannya tatkala menjalani hari-hari dalam masa tahanan. Putra Nabi Ya’qub AS itu dipenjara karena difitnah telah berbuat yang tidak senonoh dengan Zulaikha, istri seorang petinggi Negeri Mesir. Nabi Yunus AS berpuasa ketika berada dalam perut ikan paus. Nabi lainnya, yaitu Syuaib AS, diketahui merutinkan puasa walaupun telah berusia senja. Nabi Ayub AS diuji dengan pelbagai musibah dan penyakit. Sang teladan kesabaran itu menjadikan ibadah puasa sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nabi Daud AS berpuasa secara terpola, yakni selang satu hari berpuasa dan sehari kemudian tidak. Kebiasaan yang diamalkan ayahanda Nabi Sulaiman AS tersebut hingga kini masih dijalankan oleh umat Nabi Muhammad SAW. Nabi Daud AS berpuasa secara terpola, yakni selang satu hari berpuasa dan sehari kemudian tidak. Kebiasaan yang diamalkan ayahanda Nabi Sulaiman AS tersebut hingga kini masih dijalankan oleh umat Nabi Muhammad SAW. Demikianlah, puasa bukan sebuah ibadah yang baru dikenal pada masa Rasulullah SAW. Jauh sebelum Alquran diturunkan kepada beliau, umat-umat yang bertauhid telah menjalankan shaum sebagai ritual pembersihan diri. Maka bersyukurlah kaum Muslimin karena telah diwajibkan berpuasa kala Ramadhan. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman, “Semua amal ibadah anak Adam untuk mereka sendiri kecuali puasa. Sesungguhnya puasa untuk-Ku dan Aku pula yang akan membalasnya.” Sebelum Turun Perintah Shaum Dalam bahasa Arab, puasa’ merupakan shaum jamak shiyam. Makna kata tersebut dekat dengan imsak, yang berarti menahan.’ Secara syariat, puasa adalah menahan makan dan minum serta semua yang membatalkannya semenjak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Sebelum Allah mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan bagi umat Nabi Muhammad SAW, tradisi berpuasa sudah ada di tengah masyarakat Arab. Menurut Ulin Nuha Karim dalam artikelnya, “Puasa Umat Islam Sebelum Turun Ayat Kewajiban Puasa Ramadhan”, wahyu yang menerangkan kewajiban shaum Ramadhan turun pada tahun kedua Hijriyah pada bulan Sya’ban. Dengan demikian, ada masa selama 15 tahun kenabian yang di dalamnya tidak terdapat keharusan berpuasa Ramadhan. Sekadar catatan, Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah pada tahun ke-13 kenabian. Maka, bagaimana ritual puasa yang muncul di tengah umat Islam dalam periode 15 tahun itu? Ulin Nuha menukil pendapat Dr Muhammad Hasan Hitou dalam Fiqhu Shiyam. Menurutnya, pensyariatan puasa pada masa awal Islam dimulai dengan shaum tiga hari setiap bulan. Ketiga hari itu dimulai sejak tanggal 13 dan berakhir pada tanggal 15 per bulan Kamariah—kecuali hari-hari Tasyrik pada Dzulhijjah. Durasi itu tiga hari itu akhirnya dikenal sebagai ayyamul bidh. Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda, “Puasalah tiga hari dari setiap bulan. Sesungguhnya amal kebajikan itu ganjarannya 10 kali lipat, seolah ia seperti berpuasa sepanjang masa” HR Bukhari-Muslim. Selain puasa ayyamul bidh, ada pula puasa Asyura yang dilakukan tiap tanggal 10 Muharram. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Umar, Nabi SAW pernah memerintahkan para pengikutnya untuk berpuasa pada 10 Muharram. Hal ini berlaku sampai ketika datangnya perintah Allah SWT mengenai puasa Ramadhan. Ulin mengatakan, sebelumnya puasa Asyura itu wajib bagi umat Islam. Namun, sejak turunnya al-Baqarah ayat 183, maka amalan tersebut berubah statusnya menjadi sunah, sedangkan puasa Ramadhan-lah yang wajib. “Demikianlah bahwa sebelum diwajibkannya puasa selama sebulan penuh Ramadhan, Allah telah mengajari umat Nabi Muhammad SAW dengan puasa tiga hari di setiap bulannya dan puasa Asyura. Adapun hikmah yang dapat dipetik adalah bahwa Allah sekali-kali tidaklah membebani manusia kecuali sesuai dengan tingkat kesanggupannya,” tulisnya. Artinya, ada pembiasaan sebelum datangnya keharusan untuk berpuasa satu bulan penuh. Mula-mula, umat terbiasa melakukan shiam tiap pertengahan bulan serta hari Asyura. Maka begitu diwajibkan atasnya berpuasa Ramadhan, mental mereka sudah siap.
wvuGz.
  • x4unm8kdfe.pages.dev/647
  • x4unm8kdfe.pages.dev/400
  • x4unm8kdfe.pages.dev/302
  • x4unm8kdfe.pages.dev/48
  • x4unm8kdfe.pages.dev/22
  • x4unm8kdfe.pages.dev/163
  • x4unm8kdfe.pages.dev/138
  • x4unm8kdfe.pages.dev/541
  • x4unm8kdfe.pages.dev/705
  • rasulullah pernah mengatakan puasalah kamu supaya